Dari kejauhan mobil truk berlapis cat biru itu terlihat
kusam, namun setelah mendekat memang terlihat truk bernomor polisi KH 8580 A
sudah termakan zaman. Seorang Bapak paroh baya keluar dari ruang kemudi, dan
memperkenalkan dirinya, “Nama saya Nardi, saya diminta Mas Pur untuk mengantar
sampeyan mengambil bibit ke Kalsel,” katanya kepada penulis saat mendatanginya di
kantor Lembaga Dayak Panarung (LDP) di Palangka Raya (28/3).
Sebelumnya sudah dua orang penggiat Serikat Petani Karet
Penyang Hapakat (SPKPH) sudah menunggu di dalam kantor LDP. Ketua kelompok
petani karet Petak Basiwoh, Kardinal dan anggota kelompok tani Harapan
Sejahtera, Adiman Rantin. Memang, sudah direncanakan bahwa 28-30 Maret 2012
akan mengambil bantuan bibit karet unggul jenis PB260 di PT. Bridgestone
Kalimantan Plantation (BSKP) Kalimantan Selatan.
Selanjutnya, penulis mengajak mas Nardi ke dalam kantor
menemui Kardinal dan Adiman Rantin. Sembari menunggu dan bersiap-siap berangkat penulis menyempatkan diri menanyakan latar belakang pengambilan bibit kepada
Kardinal. Pria berbadan atletis ini, menerangkan, rencana pengambilan bibit ini
di latar belakangi belum adanya bibit yang baik dan dianggap lebih unggul.
Setelah diadakan pelatihan pembibitan dan pemeliharaan kebun karet di wilayah Sepang
dan sekitarnya yang difasilitasi oleh pihak Bridgestone pada bulan Mei 2011, di
sepakati mengusulkan bibit ke pihak Bridgestone.
Kardinal melanjutkan, satu tahun setelah diadakan
pelatihan pembibitan, komunikasi dengan pihak Bridgestone kembali di lakukan
olehnya. Suryani dari Bridgestone menyampaikan bahwa usulan diterima dari 150
bibit menjadi 400 bibit. Terkait harga bibit Suryani menerangkan, bibit diberikan
secara cuma-cuma, hanya ongkos angkut dari lokasi pembibitan hingga ke desa
harus di tanggung oleh SPKPH.
“Saya bersama Adiman Rantin diutus untuk berangkat
mengambil bibit pada rapat persiapan keberangkatan (16/3) di Sepang Kota,
sedangkan biaya keberangkatan di tanggung secara gotong royong oleh SPKPH dan
lembaga mitra,” ungkap Kardinal.
Lebih dalam Kardinal menerangkan, awalnya keberangkatan disepakati
menggunakan pick up, namun ada informasi dari pihak Bridgestone bibit karet
yang ada di polybag beratnya berkisar 5-7 kg, sedangkan kekuatan pick up hanya
1,5 ton jadi tidak mungkin mengangkut menggunakan pick up. “Jadi disepakati
supaya di rubah menggunakan truk bak kayu dengan biaya antar jemput yang sudah
disepakati yaitu 2,5 juta,” terangnya.
Di tempat yang sama Adiman menceritakan pengalamannya
sepulangnya dari pengambilan bibit. Ia mengatakan ada 2 pembelajaran yang
didapatkan pertama, belajar dari cara mereka (baca Bridgestone) melakukan
keberhasilan pembibitan. “Sedangkan yang kedua, ada konsultasi dengan Bridgestone,
supaya jangan hanya 1 kali saja kita studi banding ke sana, supaya kita
berlanjut terus menambahkan pengalaman yang ada,” terang pria yang juga anggota
CU. Sebagai informasi SPH PH pernah melakukan studi banding ke PT. BSKP pada bulan
Nopember 2010 bersama LDP dan petani karet dari wilayah lain di Kalteng.
Adiman berharap, adanya bibit ini kita dapat merubah
pola menanam karet yang ada selama ini dan meniru dari Bridgestone terutama
dalam pembibitan. “Kalau dulu kita secara tradisional, Bridgestone lebih
modern, kita dapat memberikan contoh dengan bibit yang ada sekarang,” katanya
kepada KR.
Terkait teknis pembagian bibit, kepada Idal Diman
sebagai ketua pengurus SPK PH menerangkan kepada penulis, bahwa masing-masing
kelompok akan menerima sedikit 2-3 pohon per orang. “Dalam kelompok ada 15-20
orang kelompok jadi bibit ini dapat di distribusikan masing-masing kelompok,
walaupun pengurus kelompok tani bisa dapat 4 batang per orang,” jelasnya kepada penulis melalui sms.
Keputusan ini tidak di lakukan Idal sendiri, melainkan
di sepakati dalam rapat pengurus dan anggota yang lain di sepang kota pada 31
Maret lalu. Idal akan memberikan informasi pembagian bibit ini melalui ketua
kelompok yang ada dan menempelkan informasi di kantor CU Betang Asi TP Betang
Sinta Sepang Kota.
Semoga dengan bibit unggul yang ada menjadi cikal bakal
dari petani karet yang semakin berdaya menggunakan bibit unggul yang ada dan
tentunya (tetap) menjaga kebun karet mereka dari investor yang ingin membeli
aset mereka, semoga.
***
Sumber foto dan berita: Rokhmond Onasis
Keterangan foto:
1.
Kardinal (celana coklat) dan Adiman (celana
hitam) memegang bibit unggul yang diberikan, membelakangi truk