Selasa, 28 September 2010

WARGA BERGAIRAH KEMBANGKAN KEBUN KARET


Warga di wilayah Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah kini mulai bergairah mengembangkan perkebunan karet, sebab komoditas alternatif ini cukup menjanjikan. Seorang warga Desa Tumbang Lahung, Kecamatan Permata Intan Fauzi di Puruk Cahu, Selasa (13/9), mengatakan, hampir semua warga di desanya mulai mengembangkan karet sebagai usaha utama.


Komoditas karet ini merupakan produk unggulan kabupaten paling utara di Sungai Barito. Dulunya komoditas ini belum dilirik masyarakat setempat, sebab hasilnya tidak sebanyak mengusahakan tambang rakyat seperti intan, dan emas. Namun sekarang usaha tambang intan dan emas baik yang dilakukan di Sungai Barito maupun di darat mulai berkurang.


“Apalagi pemerintah daerah akan menertibkan dan melarang penambangan yang tidak dilengkapi izin, sehingga untuk mengantisipasi hal itu kami membuka kebun karet,” kata Fauzi. Menurut Fauzi, warga tidak sebebas dulu mencari emas, sebab lahannya masuk areal perusahaan tambang setempat, sedangkan di sungai mereka masih tergantung kondisi air. Kalau debit air naik aktivitas terhenti, sedangkan tambang intan tergantung nasib bisa dalam beberapa hari tidak membuahkan hasil.


Kini perekonomian masyarakat setempat lebih maju dengan usaha karet yang setiap hari mendapat hasil mencapai puluhan kilogram per orang, dengan harga berkisar Rp10.000 sampai Rp12 ribu/kg untuk jenis slab. Bahkan, lahan pertanian tanaman padi ladang warga sebagian besar berubah fungsi menjadi kawasan perkebunan karet.


Sementara itu, Wakil Bupati Murung Raya (Mura) Nuryakin, mengakui usaha perkebunan karet di daerah ini mulai dilirik warga sebagai usaha utama, sebab hasilnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Guna mendorong masyarakat untuk mengusahakan perkebunan karet itu, maka Pemkab Mura kini telah menyalurkan jutaan bibit karet secara gratis kepada petani setempat.


Di samping itu, kata Nuryakin, Pemkab setempat juga memprogramkan revitalisasi perkebunan karet dengan sasaran seluas 10.000 hektar di 10 kecamatan, namun masih terkendala peraturan daerah rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) yang belum disetujui pemerintah pusat. Karet merupakan salah satu komoditias unggulan di kabupaten paling utara Kalteng ini milik masyarakat luasnya mencapai 40.000 hektar baik jenis lokal maupun unggul dengan produksi 36.000 ton/tahun.


Sumber: hariantabengan.com

Sumber foto: wordpress.com