Selasa, 23 November 2010

HARGA KARET INDONESIA TERENDAH


PALANGKA RAYA – Harga karet di wilayah Indonesia, termasuk yang paling rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara di The Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) lainnya. Di Negara Indonesia, karet per kilogramnya berada pada kisaran harga Rp 12 ribu.

“Memang harga karet di Indonesia masih berada di urutan terendah dari harga yang berlaku di Negara ASEAN lainnya,” kata Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan RI, Yamanah AC dalam Acara Diklat Teknis Perdagangan luar Negeri bagi aparatur tahun 2010 dan sosialisasi asam formiat sebagai pengumpul karet, di hotel Batu Suli Internasional, Senin (15/11).

Menurut Yamanah, harga rendah ini dikarenakan mutu atau kualitas karet negara di kalangan petani lokal yang masih berada di bawah standar Negara ASEAN lainnya. Pernyataan tersebut diungkapkan Yamanah sehubungan dengan keluhan dari perwakilan petani karet di Wilayak Kalimantan Tengah yang mengikuti diklat teknis tersebut.

Dijelaskannya, karet merupakan komoditas export andalan perkebunan kedua setelah CPO. Indonesia adalah Negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan kedia setelah Thailand. Produksi karet Indonesia pada tahun 2009 adalah 2,44 juta ton dengan luas lahan 3,4 juta hektar.

“Kontribusi ekspor karet dan produk karet terhadap ekspor non minyak dan gas (migas) pada periode januari-Agustus 2010 adalah 7,71 persen. Karet diharapkan menjadi penggerak roda pembangunan ekonomi melalui peningkatan produksi dan perbaikan mutu yang akan meningkakatkan produksi dan perbaikan mutu yang akan meningkatka ekspor,” ujarnya.

Ditambahkannya, kinerja ekspor karet Indonesia tahun 2004-2009 menunjukan peningkatan positif dengan tren sebesar 10,09 persen. Posisi impor karet Indonesia tahun 2004-2009 masih jauh dibawah ekspor, namun trenya meningkat sebesar 0,6 persen.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang dalam sambutannya yang dibacakan oleh staf Ahli Bidang Pemerintah dan pembangunan Saidina Aliansyah mengatakan, hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan sampai saat ini masih kurang dikelola secara optimal.

Padahal, lanjut dia, yang diharapkan menjadi produk unggulan Kalimantan Tengah adalah karet, rotan, kayu, kelapa sawit dan kelapa dalam. Karet itu perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.

Menurut Gubernur, seiring dengan pembangunan infrastruktur yang saat ini sudah menjangkau seluruh Kabupaten/kota se Kalteng, maka sector perdagangan pada masa mendatang diharapkan akan mampu menjadi motor penggerak perekonomian.

Sehingga, imbuhnya, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan berkontribusi dalam mengurangi angka pengganguran dan kemiskinan. Serta meningkatkan ekspor non migas sebagai upaya peningkatan devisa Negara.

Ditambahkan Gubernur, di Kalteng sekarang ini, potensi komoditi karet sangat besar. Luas areal kebun karet di Kalteng mencapai 418.007,01 hektar, sedangkan jumlah produksi mencapai 250.123,61 ton pertahun.

Sumber berita: Kalteng Pos. Kamis, 18 Nopember 2010. Halaman 9.

Sumber foto: asiapacific.anu.edu.au

Tidak ada komentar:

Posting Komentar